-->

Arif, Hidayat, KPK Taliban Jangan Asal Main Api Kasus Tersangka. Bersihkan !




Naiknya status Imam Nahrawi Tersangka kasus suap dana hibah KONI, Rabu (10/9/2019) dari sebelumnya hanya sebagai saksi menuai beragam tanggapan masyarakat hingga menjadi trending topic di sosial media, bahkan memicu terbukanya dugaan KPK Taliban gencar menjadi Sorotan. Termasuk Arif Hidayat, Kader Muda PKB Surabaya.

KPK hari ini, perang antar kelompok di KPK tidak bisa ditutupi lagi. Model KPK seperti ini sudah lama berlangsung. Ada penasihat KPK. Namun tidak berfungsi. Adanya sinyalemen kekuasaan KPK ada di bagian divisi Penyidikan makin terbukti kebenarannya. Bahkan muncul faksi-faksi yang disebut faksi Taliban, faksi Nasionalis, lain-lainnya. Artinya di dalam tubuh karyawan KPK bersemayam perpecahan. Bukti perpecahan itu terkuak lebar.

Cak Arif sapaan akrabnya, mengatakan isu talibanisme ditubuh KPK tak hanya pemerintah yang akan diganggu tapi juga orang berlatar belakang Nahdliyin, sedangkan kita lihat Mas Imam Nahrawi sebagai kader PMII, yang notabenenya kader muda NU.

“Kelompok Taliban ini dikabarkan mempunyai posisi sangat kuat, sehingga dapat menentukan kasus apa yang harus dikandangkan dan kasus mana yang harus diselesaikan. Dugaan KPK sebagai lembaga superbody atau tidak ada yang mengawasi bisa membahayakan. Lihat saja keuangannya tidak pernah diaudit dan ditampakkan ke publik saking tertutupnya” Ucap Arif.

Sebelumnya, keberadaan faksi Taliban tersebut diakui oleh Busyro Muqoddas yang merupakan Ketua KPK era 2010-2011. Dia menjelaskan kelompok Taliban yang dimaksud adalah sejumlah penyidik tetap KPK yang merupakan mantan anggota Polri, salah satu di antaranya Novel Baswedan.
Tak hanya itu, Neta S Pane dari Indonesia Police Watch pernah menyinggung masalah ini. Di dalam KPK ada dua kelompok yang dikenal dengan nama "polisi Taliban" dan satunya "polisi India".

“Kasus besar seperti BLBI, Hadi Poernomo, RJ Lino juga, skandal Bank Century sama sekali tidak disentuh. Kasus besar lain seperti E-KTP pun berhenti di Setya Novanto. Keterlibatan pembuat kebijakan besar seperti Gamawan Fauzi tidak tersentuh. Belum lagi kasus-kasus lain ketika KPK ‘sengaja’ kalah melawan misalnya Hadi Poernomo. Bagaimana masyarakat tidak curiga bau politis dari kelompok tertentu di KPK ada?” Jelas Cak Arif.
“KPK terkesan asal-asalan menetapkan tersangka . Tanpa bukti kuat langsung menetapkan mas Imam Nahrawi sebagai tersangka sebagai sebagai pintu kemenangan saat mulai menurun kepercayaan masyarakat kepada lembaga ini. Dan KPK tentu sudah tahu semua kemungkinan , namun KPK abai tentang hal itu” Imbuhnya.

Diketahui, Taliban sendiri merupakan gerakan politik Islam Sunni radikal yang sempat berkuasa di Afghanistan pada 1996-2001. Selama berkuasa, Taliban memberlakukan hukum syariat secara keras dengan tidak memperbolehkan televisi, musik, serta melarang anak-anak perempuan berusia 10 tahun ke atas masuk sekolah.

“Sejak Bambang Wijayanto keluar dari sana tiba-tiba menjadi pendukung Prabowo di Pilpres yang lalu, dan diketahui bahwa Novel Baswedan adalah sepupu Anis Baswedan kasus-kasus Jakarta tak pernah terungkap membuat dugaan saya kuat ada bau politik untuk menghantam lawan dan bisa digunakan untuk melanggengkan kekuasaan” Pungkas Cak Arif kepada Redaksi Dialektika id.

Baca Juga: PMII Surabaya Beri Dukungan Moral Kepada Imam Nahrawi

(Vin/Arz)

CARA MUDAH UPDATE POSTINGAN:

0 Response to "Arif, Hidayat, KPK Taliban Jangan Asal Main Api Kasus Tersangka. Bersihkan !"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel