Arif, Hidayat, KPK Taliban Jangan Asal Main Api Kasus Tersangka. Bersihkan !
September 19, 2019
Add Comment
Naiknya status Imam Nahrawi Tersangka kasus suap dana hibah
KONI, Rabu (10/9/2019) dari sebelumnya hanya sebagai saksi menuai beragam
tanggapan masyarakat hingga menjadi trending topic di sosial media, bahkan
memicu terbukanya dugaan KPK Taliban gencar menjadi Sorotan. Termasuk Arif
Hidayat, Kader Muda PKB Surabaya.
KPK hari ini, perang antar kelompok di KPK tidak bisa
ditutupi lagi. Model KPK seperti ini sudah lama berlangsung. Ada penasihat KPK.
Namun tidak berfungsi. Adanya sinyalemen kekuasaan KPK ada di bagian divisi
Penyidikan makin terbukti kebenarannya. Bahkan muncul faksi-faksi yang disebut
faksi Taliban, faksi Nasionalis, lain-lainnya. Artinya di dalam tubuh karyawan
KPK bersemayam perpecahan. Bukti perpecahan itu terkuak lebar.
Cak Arif sapaan akrabnya, mengatakan isu talibanisme ditubuh
KPK tak hanya pemerintah yang akan diganggu tapi juga orang berlatar belakang
Nahdliyin, sedangkan kita lihat Mas Imam Nahrawi sebagai kader PMII, yang notabenenya
kader muda NU.
“Kelompok Taliban ini dikabarkan mempunyai posisi sangat
kuat, sehingga dapat menentukan kasus apa yang harus dikandangkan dan kasus
mana yang harus diselesaikan. Dugaan KPK sebagai lembaga superbody atau tidak
ada yang mengawasi bisa membahayakan. Lihat saja keuangannya tidak pernah
diaudit dan ditampakkan ke publik saking tertutupnya” Ucap Arif.
Sebelumnya, keberadaan faksi Taliban tersebut diakui oleh
Busyro Muqoddas yang merupakan Ketua KPK era 2010-2011. Dia menjelaskan
kelompok Taliban yang dimaksud adalah sejumlah penyidik tetap KPK yang
merupakan mantan anggota Polri, salah satu di antaranya Novel Baswedan.
Tak hanya itu, Neta S Pane dari Indonesia Police Watch
pernah menyinggung masalah ini. Di dalam KPK ada dua kelompok yang dikenal
dengan nama "polisi Taliban" dan satunya "polisi India".
“Kasus besar seperti BLBI, Hadi Poernomo, RJ Lino juga,
skandal Bank Century sama sekali tidak disentuh. Kasus besar lain seperti E-KTP
pun berhenti di Setya Novanto. Keterlibatan pembuat kebijakan besar seperti
Gamawan Fauzi tidak tersentuh. Belum lagi kasus-kasus lain ketika KPK ‘sengaja’
kalah melawan misalnya Hadi Poernomo. Bagaimana masyarakat tidak curiga bau
politis dari kelompok tertentu di KPK ada?” Jelas Cak Arif.
“KPK terkesan asal-asalan menetapkan tersangka . Tanpa bukti
kuat langsung menetapkan mas Imam Nahrawi sebagai tersangka sebagai sebagai
pintu kemenangan saat mulai menurun kepercayaan masyarakat kepada lembaga ini. Dan
KPK tentu sudah tahu semua kemungkinan , namun KPK abai tentang hal itu”
Imbuhnya.
Diketahui, Taliban sendiri merupakan gerakan politik Islam
Sunni radikal yang sempat berkuasa di Afghanistan pada 1996-2001. Selama berkuasa,
Taliban memberlakukan hukum syariat secara keras dengan tidak memperbolehkan
televisi, musik, serta melarang anak-anak perempuan berusia 10 tahun ke atas
masuk sekolah.
“Sejak Bambang Wijayanto keluar dari sana tiba-tiba menjadi
pendukung Prabowo di Pilpres yang lalu, dan diketahui bahwa Novel Baswedan
adalah sepupu Anis Baswedan kasus-kasus Jakarta tak pernah terungkap membuat
dugaan saya kuat ada bau politik untuk menghantam lawan dan bisa digunakan
untuk melanggengkan kekuasaan” Pungkas Cak Arif kepada Redaksi Dialektika id.
Baca Juga: PMII Surabaya Beri Dukungan Moral Kepada Imam Nahrawi
Baca Juga: PMII Surabaya Beri Dukungan Moral Kepada Imam Nahrawi
(Vin/Arz)
0 Response to "Arif, Hidayat, KPK Taliban Jangan Asal Main Api Kasus Tersangka. Bersihkan !"
Post a Comment