Hujan padang
February 23, 2018
Add Comment
Pusi Siddiqurrohman Abad Arz
Berjatuhan, tanah air lembab di bibir orang-orang.
Di antaranya sang penari berputar dengan masa lalu.
Oh angin berdenyut, penari menabuh pantatnya. Kemudian berucap merdeka !
Berjatuhan, air tanah membakar jenggot orang mancanegara.
Sedikit demi sedikit mereka keluar dari tanahku dengan muka gosong.
Bukan sekedar tawa, seluruh tanah bersorak kepada hujan langit. Sambil melompat-lompat berteriak merdeka !
Jatuh, hujan yang merah menjadi putih suci. Dan tumbuhan bergembira, pasar ramai, sawah menawan, serempak bergelora.
Oh padang hujanku yang kesekian menikmati.
Oh pedang diangkatnya dalam beradu, semua bisa bisu menghadapi sisa hidupnya.
Sayang hujan padang, kita bahagia selalu.
Orang-orang padang hujan ditanah airku.
Bapak dan kakek moyangnya menampakkan tasbih
Presiden dan wakil rakyatnya merestui, pelaminan mereka itu buktinya.
Siapa yang tidak takut, mereka bersorak merdeka !
Surabaya, 23 Februari 2018
0 Response to "Hujan padang"
Post a Comment